Halaman

Sabtu, 07 Januari 2012

Mengolah Sayuran dengan Benar

         Mengkonsumsi sayuran setiap hari sangat baik untuk tubuh. Sayur mengandung banyak vitamin dan gizi yang sangat penting bagi tubuh. Sayuran adalah Makanan Sehat yang harus dikonsumsi setiap hari. Sudah menjadi kewajiban bagi anda untuk menyediakan masakan sayuran sebagai bagian dari menu harian anda. Terutama jika disajikan pada waktu makan pagi atau sarapan. Gizi dan vitamin pada sayur memberikan banyak manfaaat.
Tapi tahukah anda? jika salah memasak sayuran dapat mengakibatkan hilangnya banyak gizi dan vitamin yang terkandung didalamnya. Hal ini jelas sangat merugikan anda, terutama sudah menyajikan masakan sayuran tetapi vitamin dan gizi pada masakan tersebut telah hilang dan tidak memberikan manfaat yang baik bagi tubuh anda.

          Sayuran yang baik adalah yang masih segar, dapat dilihat dari warnanya yang cerah, cantik bentuknya dan keras/getas/tidak lembek, pilih yang bebas dari ulat/serangga.
Cuci sayuran di bawah air yang mengalir. Mencuci sayuran dapat mengurangi efek pestisida sekitar 10%-20%. Racun ini tidak dapat dihilangkan 100% karena buah-buahan mempunyai lapisan minyak di permukaannya yang mengikat racun. Bagi petisida yang langsung terserap sistem kehidupan tanaman, pencucian ini tidak mengurangi sisa racun.
Olah sayuran dengan cara yang benar. Sayur-sayuran kaya dengan vitamin dan garam mineral. Vitamin C atau asid askorbik mudah rusak atau larut pada saat dimasak, melalui proses pengoksidaan, dan cara pemotongan atau pengupasan. Jangan merendam sayuran yang telah dipotong, karena vitamin C mudah larut di dalam air. Hindari memotong sayuran terlalu kecil karena ukuran kecil juga menyebabkan mudah terjadi proses pengoksidaan vitamin terutama vitamin C. Jangan memasak sayuran terlampau masak.
       Agar tidak menghilangkan vitamin dan gizi, ada beberapa cara memasak sayuran yang baik dan benar, seperti berikut ini:
1. Dipanggang. Sayuran dipanggang? Sebuah pernyataan yang aneh, bukan? Tapi anda jangan terkejut, ini adalah cara terbaik untuk mempertahankan nutrisi yang terkandung dalam sayuran. Sayuran yang cocok untuk dipanggang, seperti kentang, tomat dan bawang. Agar lebih mantap, sayuran yang dipanggang jangan dikupas kulitnya. Kulit sayur berfungsi menjaga nutrisi agar tidak hilang.
2. Dikukus. Memasak sayuran dengan cara dikukus sangat baik untuk mencegah hilangnya nutrisi. Semua sayuran yang dimasak dengan cara ini cocok, sehat dan lezat. Agar lebih enak untuk disantap, gunakan sambal Lombok, tomat, cabe atau sambal kacang.
3. Menumis. Menumis merupakan cara memasak sayur yang benar. Tetapi menumis juga bisa menghilangkan nutrisi, lalu bagaimana memasak dengan baik tapi begitu nutrisi tidak hilang, lebih baik untuk menggunakan sedikit minyak. Lebih baik jika sayur menggunakan minyak sayuran.
4. Masak tanpa menggunakan air. Memasak dengan cara ini adalah untuk menjaga sayuran tetap memiliki gizi. Di sini kita tidak menggunakan air tetapi menggunakan kadar air dalam sayuran. Lebih baik memasak dalam waktu 3-5 menit, ini merupakan cara memasak sayur yang baik.
Continue Reading...

SATUAN ACARA PENYULUHAN ANEMIA PADA IBU HAMIL, KEBUTUHAN ZAT BESI PADA IBU HAMIL DAN GIZI PADA IBU HAMIL

Sub pokok bahasan     : Anemia pada Ibu Hamil
                                      Kebutuhan Zat Besi pada Ibu Hamil
                                      Gizi pada Ibu Hamil
Hari/ tanggal               : Rabu, 27 Juli 2011
Tempat                        : Rumah Bp. M. Mukimudin
Waktu                         :  08.30 – 09.00 WIB
Sasaran                        :

A.    Tujuan
1.    Tujuan umum
Tujuan umum dalam penyuluhan ini adalah setelah dilakukan penyuluhan pada ibu dan keluarga,  mengerti dan memahami tentang bagaimana perawatan dalam kehamilan.
2.    Tujuan khusus
Tujuan khusus penyuluhan ini adalah setelah dilakukannya penyuluhan ini ibu dan keluarga diharapkan :
a.    Mengetahui kesiapan mental dalam menghadapi kehamilan
b.    Memahami tentang senggama dalam kehamilan
c.    Mengetahui obat yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi dalam kehamilan
d.   Mengetahui tanda-tanda bahaya kehamilan
e.    Mengetahui persiapan menghadapi kelahiran
  1. Metode
1.    Ceramah
2.    Tanya jawab
3.    Diskusi
4.    Curah pendapat

  1. Media
1.      Leaflet

  1. Kegiatan penyuluhan
No
Tahap
Waktu
Kegiatan Penyuluhan
Respon Ny. S
1
Pendahuluan
5 menit
a.       Memberi salam
b.      Perkenalan
c.       Menjelaskan
      maksud dan tujuan

Menjawab salam dan memperhatikan
2
Penyajian
15 menit
Menjelaskan tentang :
a. Kesiapan mental dalam menghadapi kehamilan
b. Tentang senggama dalam kehamilan Keluhan ibu hamil dan cara mengatasinya
c. Obat yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi dalam kehamilan
d. Tanda-tanda bahaya kehamilan
e. Persiapan menghadapi kelahiran
Ibu memperhatikan
3
Penutup
10 menit
a. Tanya Jawab
b. Follow up
c. Evaluasi
d. Kesimpulan
e. Memberi salam
Ibu memperhatikan dan merespon




Continue Reading...

Cacar Air

     Hampir tidak ada anak kecil yang tidak pernah terkena cacar air. Ungkapan ini muncul untuk menggambarkan bahwa cacar air sebagian besar diderita oleh anak kecil. Bila penyakit ini diderita pada masa kanak-kanak , mungkin tidak akan begitu merepotkan. Namun bila yang terkena masih bayi, maka ia tidak dapat tenang karena merasakan gatal yang hebat.
        Cacar air biasanya menyerang sebelum anak berusia sekitar 10 tahun. Usia 1 – 4 tahun adalah usia di mana anak-anak dapat terkena cacar air dengan mudah. Bayi yang baru dilahirkan mendapatkan kekebalan dari ibunya sehingga jarang dijumpai kasus bayi yang baru lahir atau berusia beberapa bulan mengalami cacar air.


Gejala
          Gejala umum cacar air ialah suhu tubuh meningkat, muncul vesikel (benjolan berisi air) disertai dengan rasa gatal yang hebat. Bila cacar air menyerang anak kecil, gejala yang ditimbulkan tidak akan separah bila menyerang orang dewasa.
           Suhu tubuh seorang anak yang terkena cacar air sekitar 37 - 38⁰C dan akan berlangsung selama 3 – 4 hari. Namun semakin dewasa seseorang , ketika terkena cacar air, semakin tinggi kenaikan suhu tubuhnya, juga semakin banyak benjolan yang muncul. Selain itu bekasnya pun relatif lebih sulit dihilangkan.
Masa inkubasi virus ini adalah selama 11 – 12 hari. Secara garis besar, gejala yang ditimbulkan dapat dibagi menjadi dua tahap.
1         Fase Prodromal
          Merupakan tahap awal gejala cacar air. Muncul 24 jam sebelum timbulnya gejala kelainan pada kulit dan kenaikan suhu tubuh. Penderita merasa lemah, malas, dan kehilangan nafsu makan.
Ada kalanya pada tubuh muncul bintik-bintik merah kecil seperti biang keringat.
2         Fase Erups
          Merupakan tahap lanjutan gejala cacar air. Dimulai dengan timbulnya bintik kecil berwarna merah yang berubah menjadi benjolan berisi cairan jernih dengan dasar kemerahan. Setelah beberapa hari, cairan vesikel ini berubah menjadi keruh.
       Dalam 3 – 4 hari, vesikel melebar ke seluruh tubuh. Mula-mula dari dada lalu ke muka, bahu dan anggota gerak lainnya (misalnya tangan). Pada tahap ini, tubuh terasa gatal. Bila benjolan ini telah mongering, maka rasa gatal akan hilang. Benjolan yang telah mongering akan terkelupas dengan sendirinya selama kurang lebih tiga minggu.

Penyebab dan Penularan
         Penyakit menular ini disebabkan oleh virus varicella atau disebut juga virus varicella zooster (virus V – Z) karena virus ini dapat pula menyebabkan Herpes Zooster. Virus varicella dapat ditemukan dalam cairan vesikel, darah penderita, dan cairan selaput lender.
Virus ini dapat ditularkan kepada orang lain dengan perantara udara. Misalnya bila penderita batuk atau bersin, virus varicella berhamburan di udara lalu orang yang menghirupnya kemungkinan dapat tertular. Selain itu, penularan juga dapat melalui luka yang terbuka dari benjolan karena air di dalam benjolan itu terdapat virus.
           Daya tular virus ini sangat kuat. Bila seorang anak terkena cacar air, 90 % kemungkinan orang-orang di sekitar dia, misalnya anggota keluarga yang tinggal serumah akan tertular. Penderita dapat menularkan penyakit ini 24 jam sebelum timbul kelainan di kulit sampai 6 – 7 hari kemudian.
Pengobatan
         Untuk cacar air biasa, tanpa menggunakan obat-obat tertentu pun akan sembuh dengan sendirinya. Akan tetapi bila cacar ini diderita oleh anak kecil, terutama bayi, maka mereka akan merasakan suatu penderitaan. Untuk itu tidak ada salahnya untuk menggunakan obat-obatan untuk menekan rasa gatal, misalnya sejenis antihistamin, dan juga salep atau obat luar yang bekerja untuk mempercepat mengeringnya benjolan. Selain itu antibiotic juga berguna untuk mencegah meluasnya infeksi virus ke bagian tubuh yang lain.
Gunakan obat dan lakukan cara pengobatan yang benar. Jangan memencet benjolan karena air yang keluar dapat menyebabkan infeksi apabila mengena bagian lain. Selain itu juga akan meninggalkan bekas setelahnya.
Bila menggunakan obat berbentuk salep, berhati-hati jangan sampai merusak benjolan. Bubuhkan salep pada benjolan-benjolan satu persatu dengan teliti. Sebaiknya gunakan cutton bud untuk membubuhkan salep. Setelah mengobati, cuci tangan sampai bersih.
          Minta anak mandi dengan sabun antiseptik dan ganti baju setiap hari.  Perhatikan kondisi dan suhu tubuh anak setiap hari. Bila perlu, penderita diberi obat penurun panas  untuk meredakan demam. Waspada kondisi darurat. Segeralah kembali ke dokter bila:
-    Bintil (vesikel) terinfeksi kuman, misalnya berwarna merah, bengkak, bernanah.
-    Anak demam tinggi, sakit kepala, muntah, atau gatal yang tidak hilang-hilang, saat bintil-bintil sudah menyebar ke seluruh tubuh dan keadaan anak mulai membaik. 

Pencegahan
       Saat ini terdapat vaksinasi yang ditujukan untuk mencegah tertularnya cacar air. Bila vaksinasi ini dilakukan dalam 3 hari setelah berhubungan dengan penderita cacar air, dapat mencegah tertularnya cacar air.  Namun jalan ini tidak mencegah 100%.
       Cara terbaik untuk menghindari terjangkit penyakit ini adalah dengan vaksinasi cacar air sejak dini. Vaksinasi ini dapat dilakukan sejak berusia 1 tahun. Akan tetapi ada juga anak yang walaupun telah diberi vaksin cacar, tetap terkena cacar air. Hal ini mungkin karena sewaktu dia diberi vaksin cacar air, kemampuan tubuhnya untuk membuat daya imun masih lemah. Pada kasus seperti ini, walaupun anak terkena cacar air, gejalanya tidak akan berat.
Continue Reading...

Kamis, 05 Januari 2012

PANDUAN PRAKTIS MENANGANI ANAK DEMAM

1         Apabila buah hati demam kadang Bunda menjadi bingung apa yang harus diperbuat untuk menangani anak Demam. Rasanya ingin melakukan apa saja asalkan bisa membuat buah hati sehat kembali dan bisa tertawa lepas kembali. Berikut ini disajikan panduan praktis untuk menangani anak demam. Yang pertama dilakukan apabila anak demam adalah ruangan dijaga agar tidak panas. Pasanglah kipas angin. Anak pun sebaiknya memakai baju yang tidak tebal.
2         Anak harus mengonsumsi banyak cairan. Seringlah memberikan minum air, air sup, jus buah segar yang dicampur air, es krim. Jika sering muntah atau diare, beri oralit.
3         Biarkan anak memakan apa yang diinginkan, jangan dipaksa. Hindari makanan yang berlemak juga makanan yang sulit dicerna
4         Berikan kompres dengan air hangat.
5         Pada suhu :
·         Kurang dari 38,3⁰C : tidak perlu obat penurun panas, minum yang banyak
·         Lebih dari 38,3⁰C : Beri obat penurun panas, kompres air hangat
·         Lebih dari 40⁰C : beri obat penurun panas, kompres air hangat, hubungi dokter
6         Kompres hangat akan menurunkan suhu anak dalam waktu 30 – 45 menit. Cara mengompresnya : letakkan anak di bath tub atau ember mandi yang diisi air hangat bersuhu 30 - 32⁰C, atau usapkan air hangat di sekujur tubuh anak, jika ia menolak dudukkan anak di ember atau bath tub, beri mainan dan ajak bermain.
Continue Reading...
 

Kesehatan Ibu dan Anak Copyright © 2009 Girlymagz is Designed by Bie Girl Vector by Ipietoon